Mengenal Teknologi Pertanian Masa Depan : Mahasiswa KKN UIN K. H. Abdurrahman Wahid Pekalongan Eksplorasi Kebun Cemara dengan Sistem Fertigasi Kapiler
Rabu (6/11/2024). Mahasiswa KKN UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan melakukan kunjungan edukatif ke Kebun Cemara, sebuah tempat urban farming yang mengusung metode inovatif fertigasi kapiler. Kunjungan ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang penerapan teknologi pertanian ramah lingkungan yang bisa diterapkan di lahan terbatas, sekaligus berbagi pengetahuan dengan masyarakat setempat tentang cara bertani yang efisien dan berkelanjutan.
Kebun Cemara bukan sekadar kebun biasa, melainkan sebuah contoh nyata urban farming yang sukses di perkotaan. Dengan menggunakan metode fertigasi kapiler, kebun ini mampu memanfaatkan ruang terbatas dan sumber daya secara maksimal untuk menumbuhkan berbagai jenis tanaman sayuran dan tanaman pangan lainnya.
Fertigasi kapiler adalah sistem irigasi yang menggabungkan teknologi pemupukan terkontrol dengan prinsip aliran air melalui media tanam secara kapiler (mengalir secara perlahan melalui pori-pori tanah). Metode ini memungkinkan tanaman untuk mendapatkan air dan nutrisi secara otomatis, efisien, dan hemat, bahkan di lahan yang sempit sekalipun.
Kunjungan ini dimulai dengan sesi edukasi yang diadakan di area Kebun Cemara. Mahasiswa KKN UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, bersama dengan pengelola kebun, memberikan penjelasan mendalam mengenai cara kerja fertigasi kapiler, serta keuntungan yang didapatkan dari sistem ini, seperti penghematan penggunaan air, pengurangan pemborosan pupuk, dan peningkatan produktivitas tanaman.
Kebun Cemara bukan hanya sekadar tempat berkebun, tetapi juga menjadi model ketahanan pangan berbasis teknologi yang dapat menginspirasi kota-kota lain untuk memanfaatkan lahan terbatas secara optimal. Di tengah tantangan urbanisasi dan keterbatasan ruang, sistem fertigasi kapiler yang diterapkan di Kebun Cemara membuktikan bahwa dengan teknologi tepat guna, masyarakat perkotaan dapat tetap mandiri dalam memproduksi pangan.
Salah satu pengelola Kebun Cemara, Mba Ikfi, menyatakan, “Kami ingin menunjukkan bahwa dengan teknologi yang sederhana dan efisien, masyarakat bisa mulai bertani di pekarangan rumah mereka sendiri, bahkan di tengah kota yang padat. Ini adalah langkah kecil untuk menciptakan ketahanan pangan lokal yang lebih baik.”
Dengan adanya kunjungan ini, mahasiswa KKN UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan berharap dapat memberi kontribusi nyata dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya urban farming sebagai alternatif solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan. Lebih dari itu, diharapkan metode fertigasi kapiler ini dapat lebih meluas dan diterapkan di berbagai wilayah lainnya, guna menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan mandiri dalam hal penyediaan pangan.
Kegiatan kunjungan ke Kebun Cemara ini diakhiri dengan diskusi terbuka dan tanya jawab antara mahasiswa KKN, pengelola kebun, dan warga. Diskusi ini menjadi ajang bertukar pikiran tentang tantangan dan peluang yang ada dalam penerapan urban farming di wilayah perkotaan. Mahasiswa KKN UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan juga mengungkapkan komitmennya untuk terus mendampingi masyarakat dalam tahap implementasi dan pengembangan sistem pertanian ramah lingkungan ini.
Kebun Cemara bukan sekadar kebun biasa, melainkan sebuah contoh nyata urban farming yang sukses di perkotaan. Dengan menggunakan metode fertigasi kapiler, kebun ini mampu memanfaatkan ruang terbatas dan sumber daya secara maksimal untuk menumbuhkan berbagai jenis tanaman sayuran dan tanaman pangan lainnya.
Fertigasi kapiler adalah sistem irigasi yang menggabungkan teknologi pemupukan terkontrol dengan prinsip aliran air melalui media tanam secara kapiler (mengalir secara perlahan melalui pori-pori tanah). Metode ini memungkinkan tanaman untuk mendapatkan air dan nutrisi secara otomatis, efisien, dan hemat, bahkan di lahan yang sempit sekalipun.
Kunjungan ini dimulai dengan sesi edukasi yang diadakan di area Kebun Cemara. Mahasiswa KKN UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, bersama dengan pengelola kebun, memberikan penjelasan mendalam mengenai cara kerja fertigasi kapiler, serta keuntungan yang didapatkan dari sistem ini, seperti penghematan penggunaan air, pengurangan pemborosan pupuk, dan peningkatan produktivitas tanaman.
Kebun Cemara bukan hanya sekadar tempat berkebun, tetapi juga menjadi model ketahanan pangan berbasis teknologi yang dapat menginspirasi kota-kota lain untuk memanfaatkan lahan terbatas secara optimal. Di tengah tantangan urbanisasi dan keterbatasan ruang, sistem fertigasi kapiler yang diterapkan di Kebun Cemara membuktikan bahwa dengan teknologi tepat guna, masyarakat perkotaan dapat tetap mandiri dalam memproduksi pangan.
Salah satu pengelola Kebun Cemara, Mba Ikfi, menyatakan, “Kami ingin menunjukkan bahwa dengan teknologi yang sederhana dan efisien, masyarakat bisa mulai bertani di pekarangan rumah mereka sendiri, bahkan di tengah kota yang padat. Ini adalah langkah kecil untuk menciptakan ketahanan pangan lokal yang lebih baik.”
Dengan adanya kunjungan ini, mahasiswa KKN UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan berharap dapat memberi kontribusi nyata dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya urban farming sebagai alternatif solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan. Lebih dari itu, diharapkan metode fertigasi kapiler ini dapat lebih meluas dan diterapkan di berbagai wilayah lainnya, guna menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan mandiri dalam hal penyediaan pangan.
Kegiatan kunjungan ke Kebun Cemara ini diakhiri dengan diskusi terbuka dan tanya jawab antara mahasiswa KKN, pengelola kebun, dan warga. Diskusi ini menjadi ajang bertukar pikiran tentang tantangan dan peluang yang ada dalam penerapan urban farming di wilayah perkotaan. Mahasiswa KKN UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan juga mengungkapkan komitmennya untuk terus mendampingi masyarakat dalam tahap implementasi dan pengembangan sistem pertanian ramah lingkungan ini.